As-Salaam adalah salah satu dari sekian Asma Allah yang lainnya. Sang
pemilik dan penyebar kedamaian. Dia-lah yang mengajarkan manusia arti
kedamaian dan keselamatan. Ia-lah jua yang mengutus manusia-manusia
beriman untuk terus menerus menebarkan kedamaian di muka bumi. Dan lewat
asma-Nya yang satu ini, Rasulullah saw telah menjadikan kedamaian
sebagai bagian integral ajaran yang ditebarkannya, beliau bersabda: Assalaamu minal islam, menyebarkan kedamaian merupakan bagian terpenting Islam, yang juga memuat makna keselamatan.
Iman,
menurut Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah bisa bertambah dan bisa berkurang. Di
antara yang menjadi faktor bertambahnya keimanan seorang muslim, ialah
dengan mempelajari nama-nama dan sifat-sifat Allah Subhanahu wa Ta'ala
yang mulia.
Syaikh 'Abdurrazzâq bin 'Abdul-Muhsin al-‘Abbâd –hafizhahullah- berkata:
“Sesungguhnya mengenal nama-nama dan sifat-sifat Allah Subhanahu wa
Ta'ala yang tercantum dalam Al-Qur`ân dan Hadîts, dan hal-hal yang
menunjukkan kesempurnaan Allah Subhanahu wa Ta'ala dari segala segi
merupakan gerbang ilmu paling agung yang dapat menambah keimanan”.[1]
Dalam rubrik ini, kami mengajak para pembaca untuk menyelami makna
as-Salâm, yang merupakan salah satu nama Allah Subhanahu wa Ta'ala yang
mulia. Nama ini tercantum dalam Al-Qur`ân dan Hadîts, serta sebagaimana
ucapan para ulama.
NAMA ALLAH SUBHANAHU WA TA'ALA AS-SALAM DALAM AL-QUR'AN
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.
هو الله الذى لآ اله الا هو الملك القدوس السلم المؤ من المهيمن العز يز الجبا ر التكبر سبحن الله عما يشر كون
"Dialah Allah, tidak ada sesembahan yang haq selain Dia. Maha Raja Yang
Mahasuci, Yang Mahasejahtera (as-Salâm), Yang Menjaga Keamanan,
Pemelihara Keselamatan, Yang Mahaperkasa, Yang Mahakuasa, Yang Memiliki
Segala Keagungan. Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan"
[al-Hasyr/59:23]
NAMA ALLAH, AS-SALAM DALAM HADÎTS
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ : كُنَّا إِذَا كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ فِي
الصَّلَاةِ قُلْنَا السَّلَامُ عَلَى اللَّهِ مِنْ عِبَادِهِ السَّلَامُ
عَلَى فُلَانٍ وَفُلَانٍ فَقَالَ النَّبِيُّ لَا تَقُولُوا السَّلَامُ
عَلَى اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ السَّلَامُ وَلَكِنْ قُولُوا
التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ السَّلَامُ عَلَيْكَ
أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلَامُ
عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ
'Abdullah (bin Mas’ud) Radhiyallahu 'anhu Berkata : Dahulu, jika kami
shalat bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, kami
mengucapkan: "As-Salâm (keselamatan) bagi Allah dari hamba-hamba-Nya,
dan as-salâm atas Fulan dan si Fulan," maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda: "Janganlah kalian mengucapkan as-Salâm atas Allah,
karena sesungguhnya Allah itu as-Salâm, akan tetapi ucapkanlah:
'At-Tahiyât (ucapan selamat), ash-Shalawat (ibadah) dan ath-Thayyibât
(pujian) bagi Allah. Salam (keselamatan) serta rahmat Allah, dan
keberkahan-Nya atas anda, wahai Nabi. Dan salam atas kita dan
hamba-hamba Allah yang shâlih'." [HR Bukhâri].
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ : كَانَ رَسُولُ اللَّهِ إِذَا انْصَرَفَ مِنْ
صَلَاتِهِ اسْتَغْفَرَ ثَلَاثًا وَقَالَ اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ
وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
"Dari Tsauban Radhiyallahu 'anhu, dia berkata: "Dahulu, apabila
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah selesai dari shalatnya,
beliau beristighfar tiga kali, dan berkata: 'Ya Allah, Engkau adalah
as-Salâm, dan dari-Mu lah keselamatan, Engkau Maha Tinggi Yang Memiliki
Kebesaran dan Kemuliaan'." [HR Muslim].
MAKNA AS-SALÂM
As-Salâm, secara bahasa bermakna as-Salâmah. Yaitu selamat dari aib dan kekurangan.[2]
Imam Ibnu Katsîr rahimahullah berkata: “As-Salâm, maknanya, yang selamat
dari segala aib dan kekurangan, karena kesempurnaan dzat, sifat dan
perbuatan-perbuatan-Nya (Allah)" [3]
Imam asy-Syaukâni rahimahullah berkata: “As-Salâm, maksudnya, yang selamat dari semua kekurangan dan aib".
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “As-Salâm adalah salah satu nama
Allah Subhanahu wa Ta'ala, merupakan isim mashdar, seperti al-Kalâm dan
al-‘Athâ`, yang bermakna selamat. Oleh karenanya, Allah Subhanahu wa
Ta'ala lebih berhak untuk menyandangnya daripada selain-Nya, karena Dia
(Allah Subhanahu wa Ta'ala ) selamat dari setiap cacat, aib, kekurangan
maupun celaan. Dia Subhanahu wa Ta'ala memiliki kesempurnaan yang mutlak
dari segala segi. Kesempurnaan-Nya merupakan keharusan dari Dzat-Nya.
Tidaklah Dia Subhanahu wa Ta'ala kecuali Maha Sempurna.
Ada pula yang mengatakan: Yang mengucapkan salam kepada hamba-hamba-Nya di surga, berdasarkan ayat.
سلم قو لأ من رب رحيم
"(Kepada mereka dikatakan), “Salâm,” sebagai ucapan selamat dari Rabb Yang Maha Penyayang" [Yâsîn/36:58].
Ada pula yang memaknai, makhluk yang selamat dari kezhaliman-Nya [4], dan inilah pendapat kebanyakan para ulama…[5]
As-Salâm, mencakup keselamatan perbuatan-perbuatan-Nya dari kesia-siaan,
kezhaliman, kecurangan, dan mencakup keselamatan sifat-sifat-Nya dari
penyerupaan dengan sifat-sifat makhluk, serta meliputi kesempurnaan
Dzat-Nya dari setiap kekurangan dan aib, dan meliputi keselamatan
nama-nama-Nya dari setiap celaan".
Nama Allah, as-Salâm, mencakup penetapan semua kesempurnaan bagi-Nya dan
peniadaan semua kekurangan dari-Nya. Ini adalah kandungan makna dari
Subhnâllah wal-Hamdu lillahi” (Maha Suci Allah dan segala pujian
bagi-Nya). Dan nama Allah, as-Salâm, mengandung pengesaan bagi-Nya dalam
ulûhiyah (penyembahan dan pengagungan). Dan ini merupakan kandungan
dari makna Lâ ilaha illallah, wallahu Akbar (tidak ada yang berhak
disembah dengan haq kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan Dia Maha
Besar). Maka nama Allah, as-Salâm, mengumpulkan al-Bâqiyâtu ash-Shâlihât
(semua nama Allah yang baik dan sifat-Nya yang mulia), yang dengannya
Allah Azza wa Jalla dipuji.
Di antara rincian penjelasan terhadap apa yang sudah disebutkan di atas,
bahwasanya Dia adalah al-Hayyu (Yang Maha Hidup), yang selamat
kehidupan-Nya dari kematian, rasa ngantuk, tidur dan perubahan. Dia
adalah al-Qâdir (Yang Maha Kuasa), yang selamat kekuasaan-Nya dari
kelelahan, kecapekan, keberatan dan kelemahan. Dia adalah al-‘Alîm (Yang
Maha Mengetahui), yang selamat ilmu-Nya dari ketidaktahuan terhadap
sesuatu meskipun sebesar biji sawi.
Demikianlah, semua sifat-Nya berada dalam timbangan di atas.
Keridhaan-Nya selamat dari kemurkaan, kelembutan-Nya selamat dari balas
dendam, keinginan-Nya selamat dari kebencian, kekuasaan-Nya selamat dari
kelemahan, kehendak-Nya selamat dari hal yang menyelisihinya,
firman-Nya selamat dari kedustaan dan kezhaliman, bahkan Maha Sempurna
kalimat-kalimat-Nya sesuai dengan keadilan dan kebenaran, dan janji-Nya
selamat dari penyelisihan …" [6]
ANTARA NAMA ALLAH, AS-SALÂM DENGAN UCAPAN AS-SALÂMU ‘ALAIKUM
Makna as-Salâm dalam ucapan as-salâmu ‘alaikum, ada dua. Pertama,
(semoga) barakah nama Allah as-Salâm tercurah kepada kalian. Oleh karena
itu, tidak diperbolehkan melontarkan salam kepada orang-orang kafir
dari kalangan Ahli Kitab. Karena as-Salâm merupakan salah satu nama
Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sehingga, tidak boleh memintakan keberkahan
bagi orang kafir dari nama Allah Subhanahu wa Ta'ala tersebut. Kedua,
keselamatan yang dimohonkan ketika ucapan salam.
Kedua makna ini sama-sama benar. Maksudnya, barang siapa berdoa kepada
Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan nama-nama-Nya yang baik, untuk dia
meminta dalam setiap permintaan dan bertawassul kepada-Nya dengan nama
Allah yang sesuai dengan permintaannya. Jika hal ini sudah jelas, maka
ketika seseorang meminta keselamatan (as-Salaamah) yang merupakan bagian
terpenting dalam hidupnya, maka dia menyebut nama Allah “As-Salaam”.
Jadi, ucapan as-salâmu ‘alaikum mencakup nama Allah, as-Salâm, dan memohon keselamatan dari-Nya.
Apabila hal ini sudah jelas, maka terbukalah tabir hikmah (rahasia)
pengucapan salam ketika seorang muslim bertemu dengan muslim lainnya,
bukan dengan doa atau ucapan lain. Karena, setiap umat memiliki ucapan
salam tersendiri, seperti "selamat pagi", "semoga engkau berumur
panjang", dan lain-lain. Kemudian, Allah Subhanahu wa Ta'ala
mensyariatkan kepada kaum muslimin ucapan selamat di tengah mereka
dengan ucapan ”as-salâmu’alaikum”. Ucapan ini lebih utama dari semua
ucapan selamat yang dilakukan oleh manusia pada umumnya. Karena ungkapan
as-salâmu’alaikum ini mencakup keselamatan yang menjadi tonggak
kehidupan dan kebahagiaan. Ini juga merupakan inti segala sesuatu.
Karena harapan manusia terbagi dua. yaitu selamat dari kejelekan dan
memperoleh kebaikan. Dan selamat dari kejelekan lebih diutamakan
daripada memperoleh kebaikan.
Begitu pula di surga, dikarenakan surga adalah Dârussalâm, tempat
keselamatan dari segala aib, kejelekan, dan cacat, bahkan selamat dari
setiap perkara yang mengurangi kenikmatan hidup. Sehingga ucapan selamat
para penghuni surga adalah salâmun, dan Allah Subhanahu wa Ta'ala
mengucapkan kepada mereka ucapan selamat ”As-Salâm”. Begitu pula, para
malaikat mendatangi mereka dari segala pintu dengan mengucapkan :
سلم عليكم بما صبريم فنغم عقبى الدار
"Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu,” maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu" [ar-Ra’d/13:24)]
Syaikh Muhammad bin Shâlih al-'Utsaimîn rahimaullah berkata: “As-Salâm,
bermakna doa meminta keselamatan dari setiap gangguan. Jika anda
mengatakan kepada seseorang "as-salâmu'alaika", maka maksudnya, anda
sedang berdoa kepada Allah untuknya agar Allah Subhanahu wa Ta'ala
menyelamatkannya dari gangguan-gangguan, kegilaan, (kejahatan) manusia,
kemaksiatan dan dari penyakit hati, serta dari api neraka. Ini adalah
lafazh yang umum, dan maknanya adalah doa bagi seorang muslim dengan
keselamatan dari segala gangguan”.[9]
KESIMPULAN DAN FAIDAH
1. Penentuan nama Allah haruslah sesuai dengan dalil dari Al-Qur`ân dan
Hadiits yang shahiih, serta sesuai dengan pemahaman ulama Ahlus-Sunnah.
2. Merenungi dan memahami nama Allah Subhanahu wa Ta'ala merupakan
faktor yang utama yang dapat menambah keimanan seorang muslim kepada
Allah Subhanahu wa Ta'ala.
3. Di antara 99 asma` Allah al-Husna adalah as-Salâm. Sehingga kita wajib menetapkan hal itu.
4. Dibolehkan untuk memberi nama anak dengan 'Abdussalâm. Karena
as-Salâm merupakan nama Allah. Ibnu Qutaibah rahimahullah berkata : “Di
antara nama Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah as-Salâm, dan karenanya
seseorang dinamakan 'Abdussalâm, seperti halnya (nama) 'Abdullah”.
5. As-Salâm, merupakan nama Allah Subhanahu wa Ta'ala yang kita
diperintahkan untuk berdoa dengannya, sebagaimana Allah berfirman :
"Dan bagi Allah al-Asma` al-Husna, maka berdoalah kepada Allah dengannya" [al-A’râf/7:180]
6. Makna as-Salâm, ialah yang selamat (disucikan) dari segala aib, cacat
dan sifat kekurangan. Allah Subhanahu wa Ta'ala Maha Suci dari setiap
hal yang mengurangi sifat kesempurnaan-Nya, dan dari penyerupaan makhluk
terhadap-Nya, serta dari sekutu yang menandingi-Nya dalam segala
segi.[11]
7. Seorang muslim wajib untuk meminta keselamatan hanya kepada Allah
Subhanahu wa Ta'ala. Sebab, keselamatan hanyalah bersumber dari-Nya
[12]. Dan diharamkan baginya meminta keselamatan kepada selain Allah
Subhanahu wa Ta'ala, baik kepada malaikat yang dekat dengan Allah
Subhanahu wa Ta'ala, nabi yang diutus, wali atau kiai atau habib atau
tuan guru, atau makhluk lainnya.
8. Dzikir yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
bukan hanya sekedar bacaan di bibir. Dzikir haruslah direnungkan
maknanya, dan konsekwensinya direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Seseorang yang memahami nama Allah, as-Salâm, dan menjadikannya sebagai
dzikir serta doa seperti yang telah diajarkan Nabi Shallallahu 'alaihi
wa sallam, maka ia akan selalu mensucikan Allah Subhanahu wa Ta'ala
dalam ulûhiyah (ibadah), rububiyah, serta nama dan sifat-Nya dari
sekutu-sekutu, maupun dari hal yang tidak layak bagi-Nya. Dan inilah
jalan para nabi dan rasul, sebagaimana Allah berfirman:
"Mahasuci Rabbmu, Rabb Yang Mahaperkasa dari sifat yang mereka katakan.
Dan selamat sejahtera bagi para rasul. Dan segala puji bagi Allah Rabb
seluruh alam" [ash-Shâffât/37:180-182].
Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata tentang ayat di atas:
“Allah Subhanahu wa Ta'ala mensucikan diri-Nya dari apa yang disifatkan
oleh orang-orang yang menyimpang dari ajaran para rasul, dan Allah
Subhanahu wa Ta'ala mengucapkan selamat kepada para rasul, dikarenakan
selamatnya ucapan mereka dari kekurangan dan aib …, maka Ahlus-Sunnah
wal- Jama’ah tidak menyimpang dari ajaran para rasul, karena ia adalah
shirathal mustaqim”.[13]
9. Betapa indah ajaran Islam, dan alangkah mulia petunjuk Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam yang telah mengajarkan ucapan salam.
Sebuah ucapan yang merupakan doa keselamatan dari seorang muslim kepada
saudaranya. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
لَا تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى
تَحَابُّوا أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ
تَحَابَبْتُمْ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُم
"Tidaklah kalian bisa masuk surga hingga kalian beriman, dan kalian
tidaklah beriman hingga kalian saling mencintai. Tidakkah kalian ingin
aku tunjukkan kepada sesuatu? Jika kalian melaksanakannya, maka kalian
saling mencintai. Yaitu tebarkan salam di antara kalian". [HR Muslim]
10. As-Salâm, adalah as-Salâmah (keselamatan) yang merupakan hal
terpenting dalam kehidupan manusia di dunia dan di akhirat. Semoga Allah
senantiasa memberikan keselamatan kepada kita di dunia dan di akhirat.
http://mengenalalloh.blogspot.com/2011/12/as-salam-rahasia-dibalik-nama-alloh-as.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar