Al-Quddus secara literal berasal dari kata Quds, yang harfiahnya adalah
kebersihan atau kesucian.
Ketika al-Quddus disandangkan sebagai nama Allah, maka Dia berarti
Zat yang terbebas dari segala bentuk kebutuhan. Dia tidak butuh pujian,
bahkan sembahan. Jika Dia memerintahkan manusia menyembah-Nya,
sesungguhnya sembahan (ibadah) itu manfaatnya akan kembali kepada
manusia itu sendiri. Kebesaran dan kekuasaan Allah tidak berkurang
sekalipun seluruh manusia menentang-Nya. Sebaliknya, kebesaran dan
kekuasaan-Nya tidak sedikitpun bertambah, sekalipun seluruh manusia
tunduk dan sujud kepada-Nya.
Sebagai hamba Al-Quddus, selayaknya kita menyucikan hati dan pikiran
kita dari segala prasangka buruk kepada Allah, juga kepada sesama
manusia. Hati harus senantiasa kita bersihkan agar sinarnya memancar,
memenuhi ruang dan waktu. Pikiran kita harus senantiasa dalam nuansa
kesucian, agar energi kreatifnya keluar untuk menjawab segala problem
dan permasalahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar